Selasa, 20 Agustus 2019

         Lomba Sepeda Hias Se-Desa Sukaraja



Forum Komunikasi Mahasiswa (FKM) Sukaraja bersama rekan-rekan KKN dari UNSERA kali ini mengadakan kegiatan lomba sepeda hias untuk anak-anak tingkat SD dan SMP dalam rangka memeriahkan HUT RI ke-74. Kegiatan ini dilaksanakan dilapangan balai desa sukaraja pada hari Minggu 18 Agustus 2019 dimulai pukul 08.00 WIB yang kemudian pawai keliling kampung. Peserta yang berpartisipasi dalam kegiatan ini datang dari berbagai kampung di wilayah desa Sukaraja kecamatan Cikeusal.

"Kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa bersepeda itu penting untuk anak-anak. Mengurangi polusi dan mengembalikan kesadaran anak-anak yang dibawah umur untuk tidak mengendarai sepeda motor sebelum waktunya karena itu berbahaya" tutur ketua pelaksana, kak isnen


Dari berbagai sisi penilaian tentang keindahan dan keunikan sepeda hias para peserta, M. Rizki dari kp.cadas ngampar yang meraih juara pertama, alfira dari kp. Panembung sebagai juara kedua dan Siti Nurhaliza dari kp. Cimaung sebagai peraih juara ketiga. Masing-masing pemenang mendapatkan hadiah yang telah disiapkan oleh para panitia penyelenggara.

Ini adalah kegiatan FKM Sukaraja yang pertama setelah diresmikannya forum ini pada bulan Juli lalu. "Harapan nya, semoga kegiatan-kegiatan selanjutnya lebih meriah lagi antusiasme dari masyarakat, dan tentu ini adalah pr kita untuk membuat kegiatan yang lebih menarik dan berkualitas" ujar ketua FKM Sukaraja, Ade Fajar.


Kamis, 20 Juni 2019

Musyawarah Pembentukan Forum Komunikasi Mahasiswa Sukaraja 2019-2020

Minggu, 16 Juni 2019 Forum Komunikasi Mahasiswa Sukaraja sukses menyelenggarakan musyawarah yang pertama dilanjutkan dengan rapat kerja (RAKER), acara berlangsung baik selain dihadiri oleh mahasiswa se-sukaraja dari berbagai latar belakang universitas/ perguruan tinggi, dijajaran undangan hadir juga Kepala Desa Sukaraja Bapak Tony, Bapak Rio (BABINKANTIBMAS Polsek Cikeusal), BPD Sukaraja, Pemuda Cimaung & Panembung.

Senin, 17 Juni 2019

Ade Fajar Terpilih Sebagai Ketua FKMS 2019-2020

Ade Fajar terpilih sebagai ketua FKMS (Forum Komunikasi Mahasiswa Sukaraja) yang pertama, dalam sesi musyawarah pemilihan ketua Ade bersaing ketat dengan Mithayanti, namun jumlah suara membawa Ade unggul jumlah suara. Diharapkan dengan terpilihnya nahkoda FKMS pertama ini dapat memberikan kontribusi yang baik dimasa yang akan datang.


Musyawarah & Raker FKMS Pertama

Minggu, 16 Juni 2019 Forum Komunikasi Mahasiswa Sukaraja sukses menyelenggarakan musyawarah yang pertama dilanjutkan dengan rapat kerja (RAKER), acara berlangsung baik selain dihadiri oleh mahasiswa se-sukaraja dari berbagai latar belakang universitas/ perguruan tinggi, dijajaran undangan hadir juga Kepala Desa Sukaraja Bapak Tony, Bapak Rio (BABINKANTIBMAS Polsek Cikeusal), BPD Sukaraja, Pemuda Cimaung & Panembung.
 


Selasa, 23 April 2019

Tri Dharma Perguruan Tinggi?

Sebelum kita berkenalan lebih jauh dengan Tri Dharma perguruan tinggi, maka sebelumnya kita perlu tau dulu definisi dari istilah ini. Kalau kita jabarkan secara bahasa, maka kita bisa mengartikan kata-katanya satu persatu. Di mana kata “Tri” yang berasal dari bahasa Sansakerta berarti tiga dan “Dharma” yang juga dari bahasa Sansakerta mengandung arti kewajiban.

Jika mengacu pada arti dua kata di awal, maka bisa didefinisikan bahwa Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah tiga kewajiban perguruan tinggi. Tapi, ini adalah definisi secara bahasa. Nah, jika didefinisikan secara istilah, Tri Dharma Perguruan Tinggi merupakan tiga hal yang harus dimiliki atau harus ada di sebuah perguruan tinggi saat aktivitas akademik berlangsung. Dan tiga hal tersebut merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan dan dikembangkan secara berkesinambungan oleh seluruh civitas akademika di antaranya dosen dan mahasiswa.

Idealnya Tri Dharma Perguruan Tinggi ini terinternalisasi ke dalam jiwa seluruh civitas akademika, sehingga istilah ini bukan hanya slogan atau jargon belaka. Namun hal inipun menjadi budaya yang disadari oleh semuanya. Dengan begitu, maka cita-cita dari Tri Dharma Perguruan Tinggi ini akan terwujud dan terimplementasikan dengan baik.

Lalu, sebenarnya apa saja sih isi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi itu?

Isi Tri Dharma Perguruan Tinggi

Setelah berbicara panjang lebar mengenai apa itu definisi Tri Dharma Perguruan Tinggi, maka untuk lebih memahaminya lagi. Kita perlu mengetahui isi dari Tri Dharma Perguruan tinggi ini. Isi Tri Dharma ini ada tiga, dan ketiga isinya merupakan landasan dari sebuah perguruan tinggi.
Landasan itu terdiri dari:

1. Pendidikan

Bangsa Indonesia ini membutuhkan kaum intelektual, yang kelak bisa membangun bangsa ini menjadi lebih maju lagi. Dan salah satu kaum intelektual yang jumlahnya semakin bertambah banyak adalah mahasiswa. Nah, untuk mencetak generasi intelektual yang berbudi luhur serta memiliki sudut pandang yang baik terhadap dunia, maka perguruan tinggi membutuhkan sistem pendidikan yang baik.

Sistem pendidikan yang baik dan komprehensif di perguruan tinggi tentunya tidak hanya sekedar transfer ilmu dari dosen ke mahasiswanya saja. Tapi peran mendidik pun tetap harus menjadi tanggung jawab dosen sebagai tenaga pendidik di perguruan tinggi tersebut. Jadi amatlah tidak benar, jika ada dosen yang lebih mengutamakan kepentingannya dibandingkan kepentingan para mahasiswanya.

2. Penelitian dan Pengembangan

Selain sebagai sebuah wadah atau sistem pendidikan, perguruan tinggi pun memiliki kewajiban untuk melakukan penelitian dan pengembangan. Terkait ilmu-ilmu yang diampu di perguruan tinggi tersebut. Sehingga peran perguruan tinggi tidak hanya men-transfer ilmu yang sudah tersedia saja, namun perlu mengembangkannya lagi melalui berbagai kegiatan penelitian.

Kewajiban meneliti di perguruan tinggi tidak hanya ditujukan kepada mahasiswanya saja, tapi para dosennya pun memiliki kewajiban yang sama. Tapi bedanya jika mahasiswa melakukannya sebagai syarat kelulusan dengan mengimplementasikan ilmu yang didapat melalui penelitian, sedangkan kalau dosen menjadi prasyarat yang terkait dengan jenjang karir. Namun tujuan utamanya tetap untuk pengembangan ilmu yang ada dan penelitian hal-hal baru.

3. Pengabdian pada Masyarakat

Isi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang ketiga adalah pengabdian pada masyarakat. Siapa yang bertanggung jawab untuk mengabdi? Yang bertanggung jawab untuk mengabdi ke masyarakat tentunya seluruh civitas akedemika perguruan tinggi tersebut. Namun masing-masing tentunya mengabdi dengan cara yang berbeda.

Bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat, misalnya melalui organisasi-organisasi kemahasiswaan, entah itu dalam bentuk bakti sosial, penyuluhan, pendampingan masyarakat atau hal lainnya. Nah, sedangkan bentuk pengabdian para dosennya bisa dalam bentuk jurnal-jurnal penelitian yang bisa dikonsumsi oleh masyarakat secara luas atau penemuan-penemuan yang pada akhirnya membantu masyarakat.

Penerapan dan contoh Tri Dharma Perguruan Tinggi

Secara sekilas, kita sebenarnya sudah bisa mendapatkan gambaran praktis mengenai penerapan isi Tri Dharma Perguruan Tinggi di atas. Nampaknya mungkin sangat sederhana penerapannya, namun hal tersebut tidak akan bisa terwujud dengan optimal jika tidak ada sistem yang terbangun di perguruan tinggi tersebut.

Tri Dharma Perguruan tinggi merupakan satu kesatuan yang saling terkait. Ketiganya akan saling mempengaruhi. Oleh karena itu landasan pendidikan dan ilmu perlu diperkuat dengan sistem pengajaran yang baik di kelas serta membangun budaya pendidikan yang positif. Misalnya dengan mengembangkan budaya diskusi, sehingga sikap kritis mahasiswa tergali. Setelah proses ini terlampaui, barulah penelitian dan pengembangan, serta pemberdayaan masyarakat juga bisa terimplementasi sesuai dengan harapan dan cita-cita Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Demikianlah penjelasan mengenai definisi, isi, penerapan dan contoh Tri Dharma Perguruan tinggi. Semoga dengan memahami hal ini. Sebagai artikel dan informasi pendidikan tentu harus bisa memberikan pengetahuan baru yang pasti positif kepada semua orang. Bangsa kita bisa menjadi bangsa yang penuh dengan manusia intelektual berbudi luhur.

Calon Sarjana Ditantang Jadi Penggerak Pembangunan Desa

Bandung: Mantan Menteri Pemuda dan Olah Raga Andi Alifian Mallarengeng menantang mahasiswa ITB untuk ikut dalam program Sarjana Penggerak Pedesaan. Dia menantang semua mahasiswa untuk bekerja selama 2 tahun di desa tertinggal.Tantangan ini ditujukan pada sarjana ITB yang mau mengabdi pada masyarakat.
“Jika ada mahasiswa ITB yang berminat menjadi Sarjana Penggerak Pedesaan, datang pada saya (daftar,red),” ujar Andi. Soal anggarannya, Andi mengatakan Kementrian Pemuda dan Olah Raga menyiapkan anggaran untuk program bagi Sarjana Penggerak Pedesaan ini. Hal ini disampaikannya saat menutup ITB Fair 2010 di Kampus ITB Bandung Minggu (7/2) malam.
Semetara itu, saat mendampingi Menpora di atas panggung utama kegiatan ITB Fair, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, mengatakan bahwa salah satu motor pembangkit negeri adalah kaum pelajar dan mahasiswa. Oleh karena itu mahasiswa harus mau bekerja sama dengan masyarakat membangun desa-desa tertinggal.
“Pada saat ini masih banyak desa yang tertinggal. Saatnya mengabdi di desa-desa Jawa Barat,” ujar Ahmad. Apalagi dengan rektor yang baru, Ahmaloka, kuliah kerja nyata (KKN) tematik digelar tahun 2010. Untuk pelaksanaan kuliah kerja nyata tematik ini, nantinya  pemerintah Jawa Barat akan bekerja sama dengan  perguruan tinggi untuk ditempatkan di desa-desa tertinggal. “Kita akan bantu sebaik-baiknya supaya maju ke depan. Tolong siapkan praktek mereka, sehingga ada artefak sehingga ada peninggalan ITB,” beber Ahmad.
Dia mencontohkan kawasan sepanjang 423 km jalan dari Padalarang ke Pelabuhan Ratu. Di lokasi itu ada kesenjangan pembangunan. Rektor ITB Ahmaloka mendukung sepenuhnya kegiatan untuk memajukan masyarakat dan mahasiswa. Menurutnya, semua kegiatan untuk menghasilkan karya besar memang harus dimulai sejak dini. Sejak usia sekitar 20 tahun. “Karya besar itu ada pada adik-adik kami, bukan pada kami yang 50-an. Jangan lewatkan umur 20-an”, ujarnya. (rma)

Mahasiswa?

Mahasiswa adalah sebutan bagi orang yang sedang menempuh pendidikan tinggi di sebuah perguruan tinggi yang terdiri atas sekolah tinggi, akademi, dan yang paling umum adalah universitas.
Sepanjang sejarah, mahasiswa di berbagai negara mengambil peran penting dalam sejarah suatu negara. Misalnya, di Indonesia pada 1965, ribuan mahasiswa berhasil mendesak Presiden Soekarno untuk mundur dari jabatannya. Dan pada pada Mei 1998, ratusan ribu mahasiswa berhasil mendesak Presiden Soeharto untuk melakukan hal yang sama.